Memperoleh Berkat Dari Tuhan
Seandainya pada suatu hari, anda
harus hidup dalam kondisi yang lapar berat. Dan dihadapanmu hanya
tersedia tempat untuk memanggang ikan. Kemudian bertemu dengan mailakat
Tuhan. Dan malaikat ini tahu persis keadaan mu. Lalu ia menyodorkan 2
pilihan kepada anda, yaitu :
Pertama, apakah kamu mau ikan ? Jika
mau, saat ini juga aku dapat langsung memberikan 10 ekor ikan tanpa
susah payah engkau menangkapnya.
Kedua, apakah mau kutunjukan
jalan-nya untuk mendapatkan ikan ? Jika mau, aku akan memberikan
kepadamu kail, umpan dan jala serta caranya untuk menangkap ikan. (
Karena anda sama sekali tidak tahu bagaimana memancing atau menangkap
ikan ).
Jawaban apa yang akan anda jawab ?
Tentunya sebagai orang normal, kita
akan menjawab yang pertama. Ini jawaban yang manusiawi. Tapi bagaimana
jika kita memilih jawaban yang kedua ? jawaban yang kedua adalah jawaban
yang BIJAKSANA.
Ini adalah perumpamaan yang
sederhana. Jika kita memilih yang pertama, pada awalnya kita tidak akan
kekurangan pasokan makanan. Namun dalam hitungan beberapa hari, anda
harus menghadapi kenyataan, bahwa makanan mu pada akhirnya habis total.
Jika kita memilih jawaban yang
kedua, pada awalnya kita harus bersusah payah untuk menangkap ikan.
Anggaplah hasilnya tidak terlalu banyak. Tapi jika suatu saat seluruh
ikan sudah habis, kita bisa kembali menangkapnya. Karena kita sudah tahu
jalan-nya dan caranya.
Hanya orang yang dekat dan intim
dengan Tuhan yang mendapatkan kail dan caranya untuk menangkap ikan. Ini
tercermin didalam mazmur :
Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel. Mazmur 103:7
Orang Israel selalu melihat
perbuatan Tuhan berupa mujijat. Sebut saja : 10 tulah, manna dari surga,
burung puyuh, tiang awan, tiang api, laut terbelah dua. Tapi apakah
mereka mengerti bagaimana itu bisa terjadi ? dan bagaimana caranya untuk
melihat mujijat ? mereka tidak pernah bertanya seperti itu kepada
Tuhan.
Analogi ini haruslah menjadi
peringatan bagi kita. Seringkali kita ingin instant mendapat mujijat,
tapi tidak pernah mau memilih bagaimana caranya untuk mendapatkan
mujijat. Kita ingin ikan tapi tidak mau kail apalagi ditambah dengan
susah payah memancingnya.
Mari kita ubah mentalitas kedagingan
kita dengan mentalitas kerajaan surga. Dengan cara meminta petunjukNya
dan mengajarkan kita tentang jalan jalanNya.
Dan banyak suku bangsa akan pergi
serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub,
supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita
berjalan menempuhnya; Yesaya 2:3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar